Suku Bangsa
Menurut sensus tahun 1930 penduduk Kalimantan Barat Laut (Afdeeling
Singkawang dan Afdeeling Pontianak, tidak termasuk afdeeling Ketapang dan
afdeeling Sintang) terdiri atas: Dayak (43,02%), Melayu (29,74%), Banjar
(1,06%), Bugis (9,85%), Jawa (2,99%), suku lainnya (0,47%), tidak diketahui
(12,88%). Sukubangsa tahun 1930 di seluruh Kalbar pada keempat afdeeling
yang dominan besar yaitu Dayak (40,4%), Melayu (27,7%), bumiputera lainnya (18,3%) dan Tionghoa (13%).
Daftar suku-suku di Kalimantan Barat selengkapnya
adalah:
1. Rumpun Kanayatn,
2. Rumpun Ibanic,
3. Rumpun Bidoih (Kidoh-Madeh),
§ Kelompok Dayak yang mandiri atau tak mempunyai rumpun suku,
terdiri atas:
11. Suku
Lebang (Lebang Hilir dan Lebang Hulu , tersebar di kawasan
Kelam, Dedai, dan Kayan Hilir )
12. Suku
Ketungau (Ibanic) ( Ketungau Asli daerah kapuas hulu, Ketungau
sesat daerah kabupaten sekadau, Ketungau Banyor daerah Belitang.
§ Suku lainnya:
§ Tionghoa
2. Tiochiu
Bahasa
Bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu
bahasa penghubung, yaitu Bahasa Melayu
Pontianak, Melayu Sambas dan
Bahasa Senganan menurut wilayah penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam
jenis Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek
yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka.
Dialek yang di masksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu
banyaknya kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung
kata seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot
(Melahui).
Khusus untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri sendiri
dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru ada
pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub suku
Dohoi misalnya, untuk mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa kata,
mulai dari yang paling halus sampai ke yang paling kasar. Misalnya saja
ngolasut (sedang halus), kuman (umum), dekak (untuk yang lebih tua atau
dihormati), ngonahuk (kasar), monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah
orang mati).
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain
Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak
sendiri memiliki logat yang sama dengan bahas Melayu Malaysia dan Melayu Riau.
Agama
Mayoritas penduduk Kalimantan Barat memeluk agama Islam (57,6%), Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%),
lain-lain (1,7%).
Pendidikan
Perguruan Tinggi/Universitas yang ada di Kalimantan Barat antara lain:
24. STKIP Singkawang
26. Sekolah Tinggi Theologia Pontianak (STTP), Pontianak
27. Sekolah Tinggi Theologia Kalimantan (STK), Pontianak
28. Sekolah Tinggi Theologia Eklesia (STT Eklesia), Pontianak
29. Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah (STIK
Muhammadiyah) Pontianak
30. Akademi Manajemen Komputer dan Informatika (AMKI) Ketapang
31. Politeknik Ketapang
Tarian Tradisional
Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada
seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/
penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku
seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang
dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat
Bemanang/Balian.
Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang
Kabupaten Sekadau yang pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas
rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan
sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur pada masa
lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.
Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah
Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara
visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda
mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk
menari bersama.
Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik
tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian
kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan
terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini dilakukan
dengan cara menari dan berbalas pantun.
Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum
yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh. Dewasa
ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara acara khusus atau
sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah dipelajari
karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena gerakannya
yang sangat dinamis, sehingga orang yang fisiknya kurang prima akan cepat
kelelahan.
Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari
pergaulan dalam masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam pergaulan.
Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin tembung, jika
menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.
Alat Musik Tradisional
Gong/Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat
dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin,
sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan
pembayaran dalam hukum adat.
Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian
tradisional masyarakat Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum menyebutnya
Kotavak.
Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan
masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat Uut
Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan Sapek.
Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari
Kapuas Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".
Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir,
terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.
Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di
mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada
suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.
Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di
kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.
Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum.
Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman
liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain
menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong,
penggunaannya harus satu set.
Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada
gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.
Senjata Tradisional
§ Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) adalah
sejenis Pedang yang memiliki keunikan tersendiri, dengan ukiran dan
kekhasannya. Pada suku Dayak Uut Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang
diukir, sementara besi bahan Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang
sendiri dan terdiri dari dua jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan
tajam sehingga lalat hinggap pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat
Motihke yang terkenal lentur, beracun dan tidak berkarat.[rujukan?]
§ Keris
§ Tumbak
§ Sumpit (Sohpot: sebutan Uut Danum)
§ Senapang Lantak
§ Duhung (Uut Danum)
§ Isou Bacou atau Parang yang kedua sisinya tajam (Uut Danum)
§ Lunjuk atau sejenis tumbak untuk berburu (Uut Danum)
Sastra lisan
Beberapan sastra lisan yang ada di daerah ini antara lain:
§ Bekana merupakan cerita orang tua masa
lalu yang menceritakan dunia khayangan atau Orang Menua Pangau (dewa-dewi)
dalam mitologi Dayak Ibanik: Iban , Mualang, Kantuk, Desa dan lain-lain.
§ Bejandeh merupakan sejenis bekana tapi
objek ceritanya beda.
§ Nyangahatn, yaitu doa tua pada masyarakat
Dayak Kanayatn.
Pada suku Dayak Uut Danum, sastra lisannya terdiri dari Kollimoi (zaman
kedua), Tahtum (zaman ketiga), Parung, Kandan dan Kendau. Pada zaman tertua
atau pertama adalah kejadian alam semesta dan umat manusia. Pada sastra lisan
zaman kedua ini adalah tentang kehidupan manusia Uut Danum di langit. Pada
zaman ketiga adalah tentang cerita kepahlawanan dan pengayauan suku dayak Uut
Danum ketika sudah berada di bumi, misalnya bagaimana mereka mengayau sepanjang
sungai Kapuas sampai penduduknya tidak tersisa sehingga dinamakan Kopuas Buhang
(Kapuas yang kosong atau penghuninya habis) lalu mereka mencari sasaran ke
bagian lain pulau Kalimantan yaitu ke arah kalimantan Tengah dan Timur dan
membawa nama-nama daerah di Kalimantan Barat, sehingga itulah mengapa di
Kalimantan Tengah juga ada sungai bernama sungai Kapuas dan Sungai Melawi.
Tahtum ini jika dilantunkan sesuai aslinya bisa mencapai belasan malam untuk
satu episode, sementara Tahtum ini terdiri dari ratusan episode. Parung
adalahsastra lisan sewaktu ada pesta adat atau perkawinan. Kandan adalah bahasa
bersastra paling tinggi dikalangan kelompok suku Uut Danum (Dohoi, Soravai,
Pangin, Siang, Murung dan lain-lain)yang biasa digunakan untuk menceritakan
Kolimoi, Parung, Mohpash dan lain-lain. Orang yang mempelajari bahasa Kandan
ini harus membayar kepada gurunya. Sekarang bahasa ini sudah hampir punah dan
hanya dikuasai oleh orang-orang tua. Sementara Kendau adalah bahasa sastra
untuk mengolok-olok atau bergurau.
Tenun
Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, diantaranya:
§ Tenun Daerah Sambas
§ Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten Sekadau
§ Tenun Ensaid Panjang Kabupaten Sintang
§ Tenun Kapuas Hulu
Kerajinan
Tangan
Berbagai macam
kerajinan tangan dapat diperoleh dari daerah ini, misalnya:
§ Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang,
Kapuas Hulu, Ketapang.
§ Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di
Pontianak dan Kapuas Hulu.
§ Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
§ Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
Kue Tradisional
Kue-kue
tradisional banyak dijumpai di tempat ini, misalnya:
§ Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bambu,
merupakan makanan tradisional masyarakat masa lampau yang kini masih
dilestarikan.
§ Lemper, terbuat dari pulut yang di isi daging/kacang terdapat
didaerah Purun merupakan makanan tradisional
§ Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang.
§ Jimut, kue tradisional pada masyarakat Dayak Mualang daerah
Belitang Kabupaten Sekadau yang terbuat dari tepung yang dibentuk bulatan
sebesar bola pimpong.
§ Lulun, sejenis lepat, yamg isimya gula merah, terdapat di
daerah Belitang kab sekadau
§ Lempok, Dodol yang dibuat dari Durian
§ Tumpi', terdapat pada masyarakat Dayak kanayatn, yang terbuat
dari bahan tepung.
§ Tehpung, kue tradisional pada dayak Uut Danum, terbuat dari
beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini biasanya di buat pada
acara adat, bentuknya ada yang seperti perahu, gong dan lain-lain.
§ kue lapis berbagai macam serta kue keranjang dari tionghoa
Masakan dan makanan Tradisional
Kuliner yang bisa kita dapatkan dari daerah ini adalah:
§ Masakan Asam Pedas di daerah Pontianak
§ Masakan Bubur Pedas di daerah Sambas
§ Kerupok basah, merupakan makanan khas Kapuas Hulu
§ Ale-ale, merupakan makanan khas Ketapang
§ Pansoh, yaitu masakan daging di dalam bambu pada masyarakat
Dayak.
§ Mie Tiau, merupakan masakan khas Tionghoa Pontianak yang
terdapat di kota Pontianak
§ Nasi Ayam dan Mie Pangsit, merupakan masakan khas penduduk
Tionghoa Singkawang dan sekitarnya